Kisah Thufail

Thufail bin ‘Amr
Dari suku Daus
Keluarganya terhormat mulia
Ia cerdas dan sangat pandai bersyair
Hatinya terang dengan cahya Quran (lagu soleram)
Cahaya al Qur’an menembus halangan
Tokoh pemilik kecerdasan ini bernama Thufail bin ‘Amr. Dari suku Daus. Keluarganya terhormat dan mulia. Ia dikenal cerdas dan sangat pandai bersyair. Thufail sering berkunjung ke Mekah terutama saat pertemuan para penyair di pasar Ukadh. Saat berkumpul dan berhimpunnya manusia untuk lomba adu kebolehan dan kepandaian bersyair.
Ketika itu di Mekah, Muhammad Rasulullah telah mulai berdakwah. Orang-orang Quraisy berusaha menghalanginya.(ilustrasikan dialog orang-orang kafir mekkah saat mereka khawatir terhadap thufail)
Suatu saat Thufail berkunjung ke Mekah. Orang-orang Quraisy takut kalau-kalau Thufail sampai bertemu Muhammad. Mereka cemas jika Thufail masuk Islam dan ikut membela Islam. Oleh sebab itu mereka selalu melindungi dan menyediakan berbagai kesenangan untuk menjaga Thufail agar tidak tertarik menemui Muhammad. Mereka berkata kepada Thufail, “Thufail.., Muhammad memiliki ucapan laksana sihir. Ucapannya dapat menceraikan hubungan persaudaraan. Antara anak dengan bapaknya, suami dari istrinya. Ucapannya sangat menakjubkan. Kami sangat cemas terhadap dirimu. Janganlah kamu dengarkan apa katanya!”(ilustrasikan dengan karakter suara besar/bulat dengan ekspresi licik)
Suatu saat Thufail bercerita, “Demi Allah! Mereka selalu membuntutiku. Aku hampir saja membatalkan maksudku untuk menemui dan mendengarkan ucapan Muhammad.”(karakter remaja yang cerdik, ilustrasikan gerak-gerik mencari peluang meninggalkan orang-orang kafir)
“Baiklah aku akan pergi ke Ka’bah, kututup telingaku dengan kapas. Agar bila ia berkata, aku tidak mendengar perkataannya.”
Ketika Thufail didekat kabah ia melihat nabi Muhammad sedang shalat dekat Ka’bah. (ilustrasikan gerak memandang kekiri-kanan, serta mengamati seseorang) Maka Thufail kemudian berdiri di dekat nabi Muhammad (bergeser seolah mendekat).
Anak-anak ternyata Allah kehendak lain, Thufail mendengar sebagian perkataan nabi muhammad dalam sholatnya. “oh ibagus sekali kalimat-kalimat itu”kat Thufail
Thufail berkata dalam hati, “Demi Allah! Aku ini orang yang pandai dan jadi penyair. Aku mampu membedakan mana yang baik dan yang buruk. Apa salahnya jika aku mendengarkan perkataan laki-laki itu? Jika perkataannya baik, dapatlah kuterima. Jika perkataannya buruk dapatlah kutinggalkan.” Thufail membuntuti Muhamad pulang ke rumahnya. Lalu berkata, “Wahai Muhammad! Kaummu telah menakut-nakutiku tentang dirimu. Hingga aku menutupi telingaku dengan kapas agar tidak mendengar perkataanmu. Tapi Allah menghendaki aku mendengar ucapan yang baik darimu. Maka jelaskan kepadaku urusanmu itu.”
Setelah mendengar keterangan Muhamad, Thufail pun masuk Islam. Hatinya yang bersih dan otaknya yang cerdas menjadikan Thufail mudah menerima dan memahami kebenaran Islam. Cahaya al Qur’an menembus kegelapan hatinya. Kini hatinya terang benderang dengan cahaya iman. Lalu Thufail berkata, “Wahai Rasulullah! Aku ini seorang yang sangat ditaati kaumku. Aku akan pulang dan menyeru mereka untuk masuk Islam. Maka doakanlah aku.” Nabi mendoakannya.
Sesampai di kampung, Ia menyeru keluarganya untuk masuk Islam. Bapak, ibu dan istrinya bersedia masuk Islam. Ia pun mendakwahi seluruh penduduk Daus. Mereka menolak Islam, kecuali Abu Hurairah. Kaumnya malah menghina dan mengucilkannya. Maka ia pun mengadu kepada Rasulullah.(perlu ditambah dialog antara thufail dengan kaumnya, beserta sikap mereka)
Thufail berkata, “Wahai Rasulullah! Saya kelabakan menghadapi riba dan perzinaan yang merajalela di desa Daus. Maka mohonkanlah kepada Allah agar Ia menghancurkan Daus.” Rasulullah pun berdoa, namun dengan doa yang sangat menggugah keharuan, “Ya Allah, tunjukilah orang-orang Daus, dan bawalah mereka ke sini setelah menganut Islam.” Doa itu terkabul. Suku Daus pun datang menemui Rasul dalam keadaan Islam. Mereka terdiri 80 kepala keluarga disertai anggota keluarganya.

No comments:

Post a Comment

Hatur nuhun ka sadayana nu tos comment..