Paradigma Berpikir Masyarakat Indonesia terhadap Musik Lokal

Ditengah fenomena menjamurnya musik luar di Indonesia seperti Girlband / Boyband Korea dan boomingnya musisi hiphop & RnB asal Amerika, timbulah pertanyaan dalam benak saya, mampukah musisi Indonesia bersaing dengan musisi luar? Sementara musik produksi Indonesia dikuasai oleh musik-musik yang instant (mudah disukai tetapi cepat tenggelam). Sekilas memang terlihat no-hope, namun disini saya akan menyoroti sudut pandang masyarakat Indonesia tentang musik.

Paradigma berpikir masyarakat Indonesia terhadap musik tanah air seperti sudah dicuci otak oleh major label Indonesia yang terus mencekoki masyarakat dengan karya yang mengedepankan target pasar ketimbang kualitas musik, hal ini berpengaruh terhadap perilaku masyarakat Indonesia menjadi cenderung konsumtif dan menganggap remeh karya anak bangsa.

Sebenarnya ada banyak musisi lokal yang sulit menembus pasar Indonesia tetapi malah terkenal di luar negri, berikut saya akan memberikan contoh anak bangsa yang sukses menembus pasar luar:

  • Burgerkill
Band metal asal Bandung ini sudah tampil di Australia dan Eropa bahkan menjadi opening band "The Black Dahlia Murder".


  • Mocca

Musik pop jazz asal Bandung ini kurang mendapat apresiasi dari pasar Indonesia, tetapi sukses mencuri hati pasar asia seperti Malaysia, Thailand, Korea Selatan. Bahkan Korea membuatkan mereka acara live show TV.


  • The S.I.G.I.T

Band Garage Rock yang beranggotakan 4 orang asal Bandung ini sempat 2 bulan tour Australia dengan sambutan yang luar biasa mereka juga diundang untuk mengikuti festival di Hongkong dan Amerika.

Itulah beberapa contoh musisi lokal yang berhasil menembus pasar luar negeri hanya dengan bermodalkan indie-label, diluar sana masih banyak musisi Indonesia yang memiliki potensi tetapi kurang mendapat tempat di pasar Indonesia, bahkan kesenian tradisional Indonesia juga mendapat respon positif dari bangsa luar.

Mari kita ubah sudut pandang kita tentang musik Indonesia, kita punya kebudayaan sendiri, kita punya ciri khas sendiri, siapa lagi yang akan mencintai kebudayaan bangsanya selain kita sendiri...???

Sudah saatnya lebih mengenal "MOCCA" daripada "SNSD", kita harus lebih mencintai "BURGERKILL" daripada "Lamb Of God".
Bukankah "KECAPI SULING" Indonesia ga kalah ama instrument sekelas Beethoven?





No comments:

Post a Comment

Hatur nuhun ka sadayana nu tos comment..